kata mutiara :D

  • Tadi malam aku kirim bidadari untuk menjaga tidurmu. Eh, dia buru-buru balik. Katanya, ‘Ah, masa bidadari disuruh jaga bidadari?’ —   TOEENGG.
  • Kalau kamu nanya berapa kali kamu datang ke pikiranku, jujur aja, cuma sekali. abisnya, ga pergi2 sih! —  Gubraak!!
  • Sempet bingung jg, kok aku bisa senyum sendiri. Baru nyadar, aku lagi mikirin kamu. — WAKS!
  • Kalau suatu saat kamu hancurkan hatiku… akan kucintai kamu dengan kepingannya yang tersisa. — Hoeeek!
  • Berusaha melupakanmu, sama sulitnya dengan mengingat seseorang yang tak pernah kukenal. — Hahaha nice one!
  • Kalau kamu ajak aku melompat bareng, aku ngga bakalan mau. Mending aku lari ke bawah, bersiap menangkapmu. — idih gepeng ntar!
  • Aku pernah jatuhkan setetes air mata di selat Sunda. Di hari aku bisa menemukannya lagi, itulah waktunya aku berhenti mencintaimu. — jitak!
  • Ga usah janjiin bintang dan bulan untuk aku, cukup janjiin kamu bakal selalu bersamaku di bawah cahayanya. —  Jreng.. gak kuku..
  • Kalau kamu nanya mana yg lebih penting buat aku: hidupku atau hidupmu, aku bakal jawab hidupku. Eits, jangan marah dulu, karena kamulah hidupku. — hahaha sakit perut..
  • Pertama ketemu, aku takut ngomong sama kamu. Pertama ngomong sama kamu, aku takut kalau nanti suka sama kamu. Udah suka, aku makin takut kalau jatuh cinta. Setelah sekarang cinta sama kamu, aku jadi bener2 takut kehilangan kamu. Kamu emang menakutkan —  gantung diri…
  • Ketika hidup memberiku seratus alasan untuk menangis, kau datang membawa seribu alasan untuk tersenyum. — getok pake kursi
  • Jika aku bisa jadi bagian dari dirimu, aku mau jadi airmatamu, yang tersimpan di hatimu, lahir dari matamu, hidup di pipimu, dan mati di bibirmu – maksut loh?!
  • Orang bilang bulan itu indah…tapi aku bilang tidak. Orang bilang planet venus itu cantik…tapi menurut aku tidak. Aku bilang bumi itu indah dan cantik…karena ada kamu. — lempar pake bedug mesjid!

 

  1. Sifat kekanak-kanakan
    Nggak ada cewek yang suka melihat anda kekanak-kanakan. suka ngambek, suka ribut, suka cari masalah, tergantung orang lain, dsb.
  2. Ngebadut
    Banyak teman-teman saya yang berprofesi sebagai playboy . Mensarankan untuk tidak ngebadut di depan cewek. Pertama aku juga bingung. Maksudnya apa ngebadut. Apa jadi badut betulan? tampang saya emang nggak cakep-cakep amat sih bahkan cenderung jelek, tapi kalau mirip badut…nggak deh
    Ternyata..ngebadut yang dimaksud ini adalah bercanda untuk menghibur si cewek. Merelakan diri untuk menjadi obyek lelucon. Melakukan hal-hal konyol untuk membuat si dia happy.
    Anda disini tidak saling bercanda dengan si cewek melainkan anda menjadi bahan lelucon supaya si cewek bahagia. Jika anda tetap seperti itu anda hanya dianggap boneka mainan oleh si cewek. Dianggap Pacar atau suami…jangan berharap.
  3. Khawatir Tampang
    Banyak orang menganggap bahwa mempunyai tampang ganteng akan mudah meraih pacar. Memang IYA. Namun tidak untuk menjadi suami. Menurut penelitan sumber yang mungkin terpercaya bahwa wanita lebih memilih Pria yang dewasa. Tampang no sekian. Asal punya tampang nggak jelek-jelek amat.
  4. Tidak Menjadi pemimpin
    Jika anda benar-benar lelaki sejati. Anda harus menunjukkan bahwa anda memang seorang pria yang akan menjadi pemimpin. Hal ini sudah terjadi selama ribuan tahun…dan jangan diubah.
    Gampang nya! Saat anda ingin menelepon si dia..Anda yang harus pertama nelpon dan ngomong ke dia. Kemuadian anda yang menentukan topik pembicaraan. Jika ingin pergi ke bioskop anda yang menentukan film apa yang ingin ditonton. Jika ingin pergi ke tempat wisata anda juga berkewajiban dalam menetapkan tempat wisata yang akan dituju.
  5. Memanjakan cewek
    Kesahalan fatal seorang laki-laki. Adalah terlalu memanjakan si dia. Kita ambil contoh aja…Membelikan banyak hadiah mahal tiap ketemu, mentraktir ke semua restoran mahal di penjuru kota.
    Cewek memang akan suka dengan hal itu. Tapi itu tidak lebih dari fasilitas yang anda berikan. Bukan karena ketulisan dari dalam hati mereka.
    Dan anda hanya akan dianggap sebagai pria yang ngarep untuk dicintai. Tidak lebih dari itu. Berikalanlah benda sewajarnya dan pada hari-hari tertentu saja. Kecuali jika si cewek itu telah menjadi istri anda.

Semoga bermanfaat jika anda ingin menjadi lelaki playboy atau cowok idaman.

 

detik terakhir dipelukanmu

Detik terakhir di pelukanmu

 Judul : Detik terakhir di pelukanmu
 Tokoh :
1. Alfatjar Giri Sufiyanto (sebagai Rian Sasmito)
2. Gini Pringgowati (sebagai Amel Islanda)
3. M.Imam Maswadi (sebagai Ivan Febrian & peran pendukung (ayah Annisa))
4. Rizqi Amalia Novita Ayu Putri (sebagai Shovie Sikari Putri)
5. Widia Astuti (sebagai Annisa Pikoh)
 Latar : Sekolah, rumah Annisa, dan rumah sakit.
 Alur : Maju
 Tema : Cinta yang sempurna

DETIK TERAKHIR DI PELUKANMU
Suatu ketika ada seorang pemuda yang sangat sederhana hidupnya sebut saja namanya Rian. Dia mencintai dan menjalin hubungan dengan seorang gadis yang sangat mewah hidupnya yang bernama Annisa. Namun sang gadis tidak pernah membedakan hidupnya dengan kehidupan sang pemuda itu. Mereka telah menjalin hubungan selama tiga tahun. Dan tanpa Rian ketahui ternyata gadis yang sangat dia cintai menderita kanker otak. Selama ini Annisa menyembunyikannya karena dia tidak mau melihat orang yang mencintai dirinya terluka.
———————————————————————————————————————
Annisa sangat bingung dengan rahasia yang selama ini dia pendam dari Rian. Dan Annisa membutuhkan solusi dua sahabatnya itu. Di ruang kelas yang sepi sewaktu istirahat….
Annisa : Guys, aku bingung banget nih. (sedih dan bingung)
Shovie : Kenapa Nis? Tentang rahasiamu itu?
Amel : Chooppiie! Dengerin dulu! (dengan nada keras) Kenapa Nisa?
Shovie : iyah.. kenapa sih?
Annisa : Hmmm, bener apa yang dibilang Chooppiie tuh. Aku bingung sama rahasia itu. Mau sampe kapan aku nyembunyiin ini sama Rian?
Shovie : Nis, kenapa sih kamu gak kasih tau sebenarnya sama Rian aja?
Amel : Iyah Nis, bener tuh apa kata Chooppiie, barang kali dia tau dari orang gimana? Kan ribet lagi urusannya??.(Sambil menepuk pundak Annisa)
Annisa : (Hanya terdiam dan meneteskan air mata)
Shovie : Haduuhh.. kamu kok nangis sih? Nangis kan gak bakal bisa selesein masalah kamu, yang ada malah tambah ribet lagi.
Amel : Terus sekarang maunya gimana?
Annisa : Aku belum brani kasih tau ini semua sama dia, dan aku belum siap kalo dia tau ternyata aku punya penyakit separah ini. Aku harus kuat! (mencoba terbangun dari beban masalah itu)
Shovie : Hmmm.. kamu yakin bakalan smbunyiin ini semua, dan mau sampe kapan Nisa?
Annisa : (diam dan meneteskan air mata)
Amel : Ya udah Nis, kita juga gak bisa maksain kamu buat kasih tau ini semua sama dia, sesiapnya kamu aja.. Ok! (mengusap air mata Annisa)
Annisa : (menganggukan kepala)
Shovie : Udah ah, jangan nangis. Ntar cantikne ilang gimana? Hehehe
Amel : Cepetan mau ke kantin gak sih? Keburu bel!
Annisa : Yu!!

Merekapun pergi kekantin. Namun didepan kantin …
Ivan : Nisa, tunggu! (berlari mengejar Annisa)
Shovie : Wah, Ivan tuh Nis.
Annisa : Ihh.. ngapain sih dia?
Ivan : Nis, pulang sekolah ada acara gak?
Amel : Maaf ya Van, anak kepala sekolah yang terhormat! (sinis) Kita semua mau belajar kelompok. So’ pasti Nisa gak bisa.
Ivan : Aku ngomong sama Nisa, bukan sama kamu Amel.. Nisa bisa gak?
Annisa : Iyah van, maaf.. aku mau belajar kelompok.
Ivan : iya deh, tapi kalo lain kali gimana?
Annisa : Tetep gak bisa. Maaf yah.. Kita mau ke kantin dulu.

Ivan yang marah akan penolakan Annisa, Dia mempunyai niat akan merusak hubungan Annisa dengan Rian…

Ivan : (menepuk pundak Rian) Brow, kamu masih sama Annisa?
Rian : Iyah, kenapa?
Ivan : Kok kemarin Aku liat Annisa sama cowo lain sih? Aku kira sama kamu ternyata bukan.
Rian : Dia bukan tipe cewe seperti yang kamu ucapkan tadi (dengan nada kecewa)
Ivan : Muka dia aja yang keliatan polos, namun sesungguhnya siapa tau? (terus mencoba menghasut Rian)
Rian : Sorry bro! Aku gak ada waktu buat dengerin Loe! (meninggalkan Ivan)
———————————————————————————————————————

Teng….teng….teng…. Bel pulangpun berbunyi… Rian yang ingin memastikan kata-kata yang diucapkan oleh Ivan.

Rian : Nis, aku mau ngomong. Bentar ajjaa.. bisa kan?
Annisa : Haduh, aku udah buru-buru nieh di tunggu sama Shovie and Amel.
Rian : Gak bisa dong?
Annisa : Besok aja. Daaahhh aku tinggal dulu yah (melet dan berlari kea rah Shovie dan Amel)
Rian : Hati-hati (melambaikan tangan)
———————————————————————————————————————

Keesokan harinya… Annisa yang tidak berangkat ke sekolah karena tiba-tiba dia sakit………. Bel menunjukkan waktu pulang…

Ivan : Hai Shov, Mel, tumben kalian Cuma berdua? Annisa kemana?
Shovie : Bukan urusan kamu! (Sinis)
Amel : Yaudah, gak usah diurusin Shov, pulang yu!
Ivan : Lho.. kalian kok gitu sih? Aku kan cuma tanya (sebel)

Tiba-tiba Rian datang menemui Shovie dan Amel untuk menanyakan keadaan Annisa. kemudian Ivan lari meninggalkan mereka

Rian : Kenapa tuh dia? Kok lari?
Shovie : Tau tuh, tadi sih dia Tanya-tanya Annisa, Hiih! Malesin banget.
Rian : oh iyah, aku kok dari pagi gak liat Annisa sih? Kemana dia? Gak berangkat yah?
Amel : Wuuussshhh,, pangeran khawatir yeah sama permaisurinya hahaha
Shovie : (tertawa)
Rian : Serius nih. Kalian tuh masih sempet-sempetnya ngetawain aku! Jawab dong, jangan bikin aku tambah khawatir deh sama dia.
Shovie : Ginih Pangeran, permaisurinya tuh gak berangkat gara-gara sakit.
Rian : Emang sakit apa?
Amel : Daripada penasaran mending ngikut kita yuk kerumah dia.
Rian : Oke deh, aku ikut kalian.

Di rumah Annisa…

Shovie : Permaisuriku.. kenapa? Sakit apa tiieh? (ngeledek Rian)
All : (ketawa)
Rian : Diihh, kalian mah, jangan bikin aku malu sama dia oh (senyum-senyum)
Amel : Biasa malu-maluin ajah (melet)
Rian : udah ah, gak mau bercanda. Nisa, sakit apa?
Shovie&Amel : Jiiiiaaaaahhhhhh
Annisa : Gapapa kok yan, Cuma sakit kepala biasa aja.
Rian : Makanya, jangan sering telat maem, udah minum obat?
Annisa : Udah kok.
Amel : Jiiaah, pangeran perhatian banget yah? Hahahahaa
Shovie : Tau nieh mereka mah bikin ngiri doank. Hmmmmm
Annisa : Ih, kalian ini, kalo udah ngledek mah udah, gak mau berenti.
Amel : Hehehe, besok berangkat gak?
Rian : Berangkat dong (senyum)
Amel : tanyane ma sapa? Yang jawab sapa?
Rian : Pisss (melet)
Annisa : insyaAllah berangkat kok.
Shovie : Mel, itu kan ceritanya saling melengkapi, So’ yang ditanya sapa yang jawab sapa? haha
Amel : Haha. YMY
Annisa : Apha mel, YMY?
Amel : Ya Mbuh Yae..
All : (ketawa)
Rian : Nggosiip mulu, udah sore nih.. pulang-pulang .. hahaha
Shovie : bilang aja mau duaan?
Amel : Tuan rumahne sapa hayo? Kenapa ngusir? (melet)
Annisa : Jangan pulang dulu, temenin aku.. o’ya yan, kemaren kamu mau ngomong apa?
Rian : Hhehe, gak jadi Nis, lupain aja. Gak penting kok.
Annisa : Apa sih? (Penasarann)
Rian : Gak papa, pulang yu cumi-cumi
Amel : Lu tuh ubur-ubur yang berbisa (ketawa)
Annisa : iih. Apaan?
Rian : Aku pulang yah (menjabat tangan Annisa) Aku sayang kamu, cepat sembuh ya (sambil berlari keluar)
Annisa : Aku juga sayang kamu (berteriak)
Amel : Nis, kita juga pulang yah, kau jangan lupa maem, and minum obat.
Shovie : ya tuh, dengerin. Jangan bandel. Oke !

Tiba-tiba Ivan datang…

Ivan : Annisa, aku denger tadi disekolah kamu sakit yah? Sakit apa?
Annisa : Hmm, gak papa kok van, Udah baikan.
Ivan : Ouh, syuqurlah. Cowo kamu gak peduli yah Nis sama kamu? Kok disaat kamu sakit kaya gini dia gak ada, udah gak sayang kali yah sama kamu. Haduh.. sayang banget cewe sebaik dan secantik kamu gak diperhatiin.
Amel : Husst! Sembarangan banget kamu!
Ivan : Bukannya sembarangan mel, tapi benerkan, Rian gak peduli sama Annisa, buktinya aku yang datang disaat Annisa sakit, Rian kemana coba? Gak pengertian sama sekali.
Shovie : Heh. Jadi orang jangan sok tau bisa gak sih van!
Annisa : Ivan, Tadi pas kamu kesini Rian baru aja pulang, dan semua yang kamu bilang ke aku itu salah, salah besar! Tujuan kamu kesini sebenernya apa sih van?
Ivan : Aku mau jenguk kamu nis, dan aku khawatir sama kamu.
Annisa : Kalo kamu mau jenguk aku, kenapa kamu malah jelek-jelekin Rian di depan aku? Kalo kamu kesini cuma mau nyari masalah mending kamu pulang aja sana! (marah)
Shovie : Makanya Ivan anak kepala sekolah yang terhormat, jangan sok deh yah kamu.
Amel : Yaudah Nis, kamu harus istirahat. Dan kamu gak boleh terlalu cape. Kita pulang dulu yah..
Annisa : iyah. Makasih yah cumi-cumi.. hehehe
Shovie : iyah Annisa Pikoh (tersenyum)
Ivan : Aku juga mau ikut pulang Nis, bersama mereka. Kamu istirahat yah,
Annisa : iyah, makasih yah van, Hati-hati dijalan. (sambil berjalan keluar mengantarkan mereka ke depan pintu)
Amel : Bye bye Annisa (melambaikan tangan)

Dipagi hari, Annisa menghubungi Shovie. Kring..kring…kring.
Annisa : Assalamualaikum.
Shovie : Waalaikumussalam. Ada apa Nis?
Annisa : Shov, aku minta tolong yah sama kamu.
Shovie : Kenapa Nisa? Kamu baik-baik aja kan?
Annisa : Aku gapapa, tapi sekarang ini aku ada dirumah sakit coz aku diharuskan citiscan. Tapi kamu jangan katakan ini semua pada Rian yah shov, aku mohon.Aku gak mau dia khawatirin aku.
Shovie : Terus gimana kalo dia tanya kamu kemana?
Annisa : bilang aja aku males buat kesekolah. Yah??
Shovie : Ya sudah, aku bakal usahain. Tapi nanti pulang sekolah aku sama Amel kesana yah? Kita kan kangen.
Annisa : iyah shov, makasih yah. Udah geh siap-siap udah hamper siang.
Shovie : iyah Nisa, Cepet sembuh yah. Assalamualaikum
Annisa : Waalaikummussalam. Tutututuuuttttt

Annisa menangis saat menutup telfonnya, dalam hatinya berkata “ aku sayang banget sama Rian, jahatnya aku gak kasih tau ini semua sama Rian Bodoh!”

Ayah : Nisa, kenapa sayang?
Annisa : Ayaah (merangkul sang ayah) Kenapa harus Annisa sih yang menderita. Ini semua tidak adil dimata Annisa!
Ayah : Annisa, justru Allah itu sayang sama Annisa, Allah itu lagi menguji kesabaran Annisa, sekuat apa sih anak ayah ini. (hibur ayah)
Annisa : Ayah bener. Allah sangat sayang Annisa, ya kan ayah? Annisa ikhlas kok yah ngadepin semua ini. Dan Annisa harus ikhlas.
Ayah : iyah sayang. Itu baru anak ayah. Kata dokter tadi Annisa harus banyak istirahat, soalnya keadaan Annisa hampir drop.
Annisa : iyah ayah. (tersenyum)
Shovie : (mengirim sms) “annisa, maafin kita yah, kita gak bisa kesitu hari ini, soalnya kita harus ikut praktek biologi, besok kita janji kita akan kesana. Cepet sembuh yah”.
Annisa : (membalas) “iyah gapapa cumi-cumi. Makasih yah”

Tak seperti yang semua orang kira, ternyata keadaan Annisa sangat lemah. Keesokan harinya…
Amel : Rian, kamu harus ikut kita! (gugup)
Rian : (bingung) Ada apa sih ini? Gak seperti biasa. Cumi ada apa?
Shovie : udah gak usah banyak tanya, yang terpenting kamu harus ikut kita!
Kemudian mereka naik metromini menuju Rumah sakit.
Rian : Mau kemana sih? Kalian jangan buat aku bingung!
Shovie : Kerumah sakit.
Rian : Ngapain kesana? Apa tujuannya?
Amel : ikutin aja, liat sendiri disana, aku gak berani nyampein ini semua sama kamu.
Rian : Apa ada hubungannya sama Annisa? atau kalian Cuma becanda.
Shovie : Ayo cepetan. Lari! (berlari menuju ruangan Annisa)
Sesampainya di rumah sakit..
Rian : Apa yang terjadi? Jangan-jangan Annisa! (gumamnya dalam hati) Cumi, sebenernya ada apa sih? Kenapa kalian gak mau kasih tau aku?
Shovie : (meneteskan air mata)
Rian : Cumi, kenapa malah nangis? Apa yang terjadi?
Amel : Om, gimana sama keadaan Annisa? (duduk disebelah Ayah Annisa)
Rian : Annisa kenapa mel? (mendesak Amel)
Ayah : Apa kamu yang namanya Rian? (memegang pundak Rian)
Rian : iyah om, saya Rian. Apa yang sebenernya terjadi sama Annisa Om?
Ayah : Annisa masih ada di dalam, sedang diperiksa dokter.. Apa dia tidak mengetahui tentang keadaan Annisa? (melirik ke arah Amel dan Shovie)
Shovie : Kita gak boleh ngasih tau ini semua Om, makanya kita gak brani kasih tau Rian.
Amel : (mengangguk)
Rian : Lalu sekarang apa Annisa bisa di jenguk Om?
Ayah : Belum bisa nak, nanti jam jenguk 1 jam lagi. Kamu tunggu yah nak, Om minta tolong sama kamu, hibur Nisa, karna dari kemaren dia sakit dia slalu panggil- panggil nama kamu, mungkin ada yang mau dia sampaikan ke kamu.
Rian : Baiklah om, tapi sesungguhnya apa penyakit yang dia derita Om? Sampai dia mengalami hal seperti ini?
Ayah : (meneteskan air mata) Dia menderita kanker otak, stadium 3.
Rian : (terhentak kaget) Apa? Om becanda, pasti Om becanda! (Terjatuh dan tak berdaya)
Ayah : (bangun dan membangunkan Rian) Duduk sini nak. Om tidak becanda, apa yang Om katakan tadi memang benar, dan ini terjadi sejak dia berumur 11 tahun sejak bundanya meninggalkan kami.
Rian : (terdiam)
Amel : Rian, maafin kita, kita juga terpaksa sembunyiin ini semua dari kamu, ini semua atas permintaan Annisa.
Shovie : iyah Rian, maafin kita.
Rian : Kenapa kalian gak bilang ini semua sama aku? Kasian Annisa, dia merasakan sakit yang orang tidak pernah merasakannya. Apa kalian pernah mikir sampe kesitu? (marah)
Shovie : Kita tau Rian, kita tau, tapi apa daya kita? Annisa bilang kalo kita kasih tau ke kamu, dia akan membenci kita yan. Maka dari itu kita nyembunyiin ini dari kamu agar kita juga tetep bisa jaga dia (meneteskan air mata)
Amel : Maafin kita.
Ayah : Ya sudah nak, tidak usah ribut disini. Kita masuk aja yuk. Kita liat Annisa.
Rian : baik Om (mengusap air matanya)
Annisa terbangun…
Annisa : Rian (terkejut) Cumi-cumi, kenapa ada Rian disini?
Rian : Maafin aku Nisa, aku gak peka sama kamu. Maafin aku (menggenggam tangan Annisa)
Annisa : (diam dan menangis)
Rian : Aku udah tau semua Nis, kamu gak perlu jelasin itu sama aku. Aku sayang kamu Nis, kamu pasti bisa ngadepin ini semua. Kamu kan cewe yang kuat. Iyah gak cumi? (melirik ke arah Amel dan Shovie)
Shovie : iyah. Nisa kan permaisuri yang paling hebat di dunia ini(mencoba menghibur)
Amel : Betoel-betoel-betoel.. hehe
Annisa : Kalian emang bintang di hidupku (tersenyum)
Rian : (membalas senyuman Nisa)
Shovie : Nisa, udah sore nih, kita gak minta izin waktu tadi pulang sekolah langsung kesini. Kita pulang yah? Tapi kita janji besok bakalan temenin kamu sampe kamu mau pergi ke dunia mimpi. hee
Annisa : iyah, makasih yah Cumi-cumi.
Amel : iyah permaisuriku. Haha
Rian : Aku juga pamit pulang yah Nisa.
Amel : Om, Kita pamit yah. (menjabat tangan Ayah annisa)
Rian : Aku juga ikut pamit om. (menjabat tangan Ayah annisa)
Ayah : Hati-hati yah, jangan lupa besok kesini lagi. (mengantar sampai depan pintu)
All : Siip om.

Malam yang sunyi, Annisa membangunkan ayahnya untuk berkata….
Annisa : Ayah.. besok ayah suruh si cumi-cumi sama Rian kesini lagi ya. Annisa mau mereka disini.
Ayah : Iyah, mereka kan juga tadi janji sama kamu, bakalan pulang sekolah langsung kesini kan?
Annisa : Oke deh.
Ayah : Iyah, yaudah, kamu tidur lagi geh, udah malem. Nanti badan kamu drop lagi.
Annisa : Ayah, annisa gak papa tau. Annisa gak mau tidur lagi.
Ayah : Kenapa gak mau?
Annisa : Takut, ntar kalo Annisa tidur bakalan ketemu sama bunda, terus disuruh ikut sama bunda.
Ayah : Gak . Annisa sama ayah disini. Tidur lagi yah
Annisa : (mengangguk)

Keesokan harinya mereka menepati janjinya untuk menemani Annisa sepulang sekolah..
Amel : Siang Nisa, gimana keadaan kamu? Udah membaik?
Annisa : Hmm, cumi. Udah kok, Nisa kan mau pulang. Rian mana?
Shovie : Rian tadi gak bisa langsung kesini, Cze dia tadi disuruh ke ruang guru.
Annisa : Berarti dia gak bisa kesini? (kecewa)
Shovie : bukan berarti gak bisa kesini, dia pasti kesini, tapi terlambat bentar. (meyakinkan Annisa)
Annisa : Masih lama? (cemberut)
Amel : Bentaar permaisuri.
Shovie : Apa perlu pangeran aku calling biyar cepet kesini?
Annisa : (tersenyum)
Amel : Nis, dari tadi kok aku gak liat ayah kamu sih? Kemana beliau? (mencari ayah Nisa)
Annisa : Ayah lagi keluar sebentar. Katanya sih mau konsultasi sama dokter. Eh tapi gak tau ding (tertawa)
Amel : Ciaellah,nie orang. Masih bisa becanda juga. Heheh
Ayah masuk, dan mendekati Nisa,
Ayah : (sedih) Nisa, kamu gak bisa pulang hari ini, kata dokter tadi kamu harus istirahat yang cukup.
Annisa : Ayah, tapi Annisa mau pulang. Dan kemarin dokter sendiri yang bilang sama Annisa.
Ayah : Nisa, dokter masih belum berani ngizinin Nisa pulang. Nisa kan belum stabil kondisinya.
Annisa : tapi ayah, Nisa mau pulang! (memaksa)
Shovie : Nisa, kamu gak boleh gitu donk. Ini juga pasti yang terbaik buat kamu. Nisa tetep disini yah.
Annisa : Cumi, aku tuh harus pulang.
Sementara itu…
Rian : Assalamualaikum.
All : Waalaikummussalam.
Rian : Maaf Om, Rian terlambat. Soalnya tadi Rian harus menyelesaikan tugas Rian yang tertinggal minggu kemarin. (berjabatangan dengan ayah Nisa)
Ayah : iyah, gapap nak.
Rian : Nisa, maafin aku yah, aku telat.
Annisa : Iyah gapapa yan, Aku dah ngerti kok.
Rian : (senyum) gimana keadaannya sekarang?
Annisa : Aku udah gapapa, aku mau pulang.
Ayah : Nisa belum stabil, nisa gak boleh pulang dulu. Annisa jangan bandel deh.
Annisa : Ayah, Nisa gapapa. (cemberut)
Rian : Hmmm, ini pasti yang terbaik buat kamu. Kita bakalan slalu nemenin kamu ko Nis. Iyah kan cumi (melirik Amel dan Shovie)
Cumi : Yho iya toh. Hehe
Annisa : Beneran? (tersenyum)
All : (mengangguk)

Pukul 19.00 hari sabtu, tiba-tiba Annisa meminta Rian dan sahabatnya untuk menemani dia. Dia ingin melihat bintang di malam itu.

Annisa : Cumi, aku pengen keluar, pengen duduk di bawah indahnya langit yang dihiasin bintang berkedip dan bulan yang tersenyum.
Amel : Hmm, izin sana sama ayah dulu.
Annisa : (melirik ayah) boleh ya yah? Tapi aku Cuma mau sama Rian.
Ayah : iyah boleh, tapi 30 menit dari sekarang, jangan terlalu lama diluar yah?
Annisa : (mengangguk)
Ditaman..
Annisa : Indahnya malam ini.
Rian : Tapi tak seindah wajah permaisuriku saat tersenyum (menggenggam tangan Nisa)
Annisa : Andai Nisa bisa kesana yan, Nisa bakal tulis nama kita disana, biar semua orang tau, kalo Nisa sayang Rian.
Rian : Rian juga sayang Nisa kok.
Annisa : Boleh Nisa bersandar di bahu Rian?
Rian : Tentu. (tersenyum). Nisa gak dingin?
Annisa : (menggeleng)
Tiba-tiba….
Annisa : (menggenggam erat tangan Rian)
Rian : (terhentak) Annisa! Annisaaaaaaa! Ya Tuhan! (meneteskan air mata)
Ayah : Apa yang terjadi nak? (bingung)
Rian : Annisa Om. Annisa! (meneteskan air mata)
Ayah : Innalillahiwainnailaihirajiun. (lemas dan terjatuh)
All : Innalillahiwainnailaihirajiun.
Amel : (menangis) Annisa sahabat terbaikku.
Shovie : (merasa tidak percaya) Ya Allah..
Amel : Om, Rian, sabar yah.
Ayah : Iyah, Om percaya dia gadis yang baik.
Rian : Maafin Rian Om, Rian gak bisa ngejaga Annisa.
Ayah : Ini semua bukan salah kamu nak. Ini semua sudah menjadi takdir yang kuasa.
Rian : Ya Allah, berikan tempat terindahMu untuk dia. Rian sayang Annisa (Berteriak)

Annisa pun telah meninggalkan semuanya. Annisa menghembusakan nafas terakhirnya dalam pelukan Rian.

Sosok yang mempunyai banyak kekurangan tidak akan pernah terlihat, apabila cinta yang sempurna akan bersinar dan terlihat terang di kegelapan.
Cinta yang sempurna dapat mengarungi arus sungai yang deras, dan menampung ombak saat pasang air laut.

—————-END————–

Tagged